YOU HAVE TO SEE THIS

Cause life is more than just following the river eve

Pidato Perpisahan Kelas IX

16.41 / Diposting oleh Billy Roger / komentar (0)

Om Swastyastu,

Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru serta staf pegawai yang saya hormati, teman-teman yang saya cintai dan adik-adik yang saya banggakan, selamat pagi.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat anugrahnyalah kita dapat berkumpul di sini.

Hadirin yang saya hormati, izinkanlah saya mewakili siswa kelas 9 menyampaikan sepatah dua patah kata dalam acara perpisahan kelas 9 SMPN 1 Denpasar tahun ajaran 2010/2011 ini.

Selama 3 tahun kami bersekolah, telah banyak sekali hal-hal yang kami lalui dan kami dapatkan, hingga akhirnya sekarang kami 177 siswa kelas 9 bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.

Kami ucapkan terimakasih kepada bapak ibu guru yang telah dengan sabar dan tidak kenal lelah membimbing kami selama 3 tahun hingga kami bisa seperti sekarang. Kami pun menyadari selama itu tentunya kami pernah membuat para guru kesal, marah maupun kecewa. Oleh karena itu kami menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Semoga para guru selalu diberikan kesehatan dan kesejahteraan.

Untuk teman-teman tercinta, 3 tahun suka dan duka telah kita lalui bersama, akhirnya kini tiba saatnya untuk berpisah. Namun perjalanan kita belum berhenti sampai di sini, meskipun nanti kita akan menuju SMA masing-masing, teruslah berjuang untuk menggapai cita-cita kalian, dan jangan lupakan almamater kita, SMPN 1 Denpasar.

Untuk adik-adik tersayang, mungkin selama ini kami sempat melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hati adik-adik. Kami mohon maaf untuk itu. Sebagai generasi penerus, teruslah kalian berjuang dan berprestasi untuk mengharumkan nama SMPN 1 Denpasar

Demikian dari saya, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Akhir kata semoga SMPN 1 Denpasar selalu jaya.

Om Shanti Shanti Shanti Om.

Label:

Insaniquarium

00.44 / Diposting oleh Billy Roger / komentar (1)

Ini adalah kisah ikan-ikan di sebuah akuarium virtual.....
(maaf jika tidak penting, tulisan ini hanya dibuat untuk kepuasan batin penulis)

Hai, namaku Lemona. Aku adalah seekor ikan yang tinggal di dalam sebuah akuarium virtual Insaniquarium milik seorang anak perempuan di Bali Indonesia. Aku bersama temanku, Bubble Gum akan menceritakan tentang kehidupan kami dan teman-teman kami yang juga tinggal di sana.
Aku bisa dibilang merupakan ikan baru di sini, aku dibeli pada 16 September 2010 seharga 25000 shell oleh majikanku. Ia membeliku karena keahlianku berenang mundur, yang bahkan menurutku sendiri bukan keahlian, malah kecacatan. Tapi kecacatan, atau entah keahlian itu yang justru membuatku unik, ditambah lagi warna kulitku yang bisa dibilang ya, cukup menarik maka majikanku pun membeliku. Dia memang mencari ikan yang unik, cantik dan berbakat. Maka dibelilah aku untuk melengkapi koleksi ikan-ikan di akuariumnya. Oh ya, sebenarnya nama asliku Leona. Tapi majikanku mengubahnya menjadi Lemona, ya mungkin karena warna kulitku yang seperti lemon. Temanku saja diberi nama Bubble Gum karena warna kulitnya yang mirip permen karet. Aku mempunyai seorang kekasih yang memiliki kemampuan sama seperti aku juga, namanya Arthur. Dulu dia pernah tinggal di akuarium ini juga. Tapi begitu aku masuk, dia langsung dijual karena warna kulitku lebih bagus daripada dia yang abu-abu pucat sedangkan keahlian kami sama. Selain itu, juga untuk menghemat tempat.
Akuarium yang kami tinggali berkapasitas 20 ikan, bukan hanya ikan seperti guppy, carnivore atau ultravore tapi juga makhluk lainnya seperti guppycruncher, beetlemuncher, starcatcher bahkan yang makhluk seperti bola dan alien! Kata teman-teman yang lebih lama dulu akuarium ini hanya berkapasitas 10 ekor, tapi setelah majikan kami membeli bubbulator maka kapasitasnya pun menjadi dua kali lipat yaitu 20 ekor. Ikan pertama yang dibeli majikanku adalah Asterix, seekor guppy biasa seharga 25 shell. Meskipun ia guppy murah berwarna biasa yang sering dijadikan makanan carnivore tapi dia sangat pintar berbicara dan memiliki bakat jadi politisi hebat. Tapi saying semuanya lupa kapan ia dibeli. Saat itu majikanku masih sangat miskin, tapi sekarang dia sudah sangat kaya. Ikan yang tertua sekarang adalah Predator, yaitu pada 2 Januari 2010. Ah aku ingat! Ikan pertama yang dibeli majikanku yaitu sekitar bulan Februari 2009. Wah, sudah lama sekali ya. Saat ikan tertua (Asterix) masih ada, yaitu saat majikan masih miskin dan ada krisis shell karena masih belum memenangkan trofi, majikan susah payah mendapatkan shell dengan memenangkan time trial dan usaha jual beli ikan guppy berwarna. Ia membeli dan membesarkan ikan guppy kecil, kemudian saat sudah besar dan harganya naik ia pun menjualnya. Ia juga sering mendapatkan tambahan shell dari user lainnya. Tapi dia tetap menjaga Asterix sebagai ikan pertama sekaligus tertua. Hingga pada sekitar bulan Februari 2010 (wah, tak terasa sudah satu tahun ya) majikan memenangkan trofi, krisis berhenti dan justru terjadi inflasi shell. Majikan dengan mudah bisa mendapatkan shell dan membeli ikan-ikan mahal. Saat itu juga terjadi penjualan besar-besaran ikan-ikan guppy biasa yang tidak memiliki bakat. Nama-nama yang bisa kuingat adalah Obelix, Philip, Auror(Ssst!!! Philip dan Auror adalah pasangan gay lo), Derek(namanya sering diganti jadi Dennis/Darius), Drymon(saudaranya Derek), Nino(manusia ikan), Cherry-B(adik Don Vito), Bubble, Prince(yang paling ganteng), Donatello(paling nakal), Kiz Kuleszi(usianya udah tua), Vitamin-C, Donita(pacar Don Vito) dan Don Vito(The Boss). Uh, aku jadi kangen kalau inget mereka. Majikan rencananya mau membuat user baru untuk menampung mereka, ikan-ikan guppy berwarna-warni yang dulu jadi mata pencahariannya. Sekarang, saat kaya majikan pun mulai menjadi kolektor dengan mencari ikan-ikan yang cantik, unik dan memiliki bakat. Sampai akhirnya ia pun terpaksa menjual Asterix, ikan pertama kesayangannya untuk memberikan tempat pada ikan-ikan barunya yang lebih hebat. Majikan menyesal telah menjual ikan pintarnya dan berusaha mencarinya untuk dimasukkan ke dalam user kedua. Sedangkan, ikan mahal pertama yang dibelinya setelah krisis adalah Cookie pada 27 Februari 2010 seharga 50000 shell. Cookie adalah beetlemuncher baik yang suka memberi makan ikan lainnya yang kelaparan. Oh ya, balik lagi ke Predator. Ia adalah seekor seekor Ultravore, tapi dia terancam dijual karena hanya seekor ultravore biasa, sementara itu sudah ada Kilgore yang perkasa, tapi kami semua tidak suka dia karena dia suka menggangu dan menyakiti makhluk-makhluk lain di akuarium.
Nah, sekarang mari aku beritahu makhluk-makhluk yang tinggal di akuarium ini (nb: saat tulisan ini ditulis ya, soalnya ,sewaktu-waktu bisa berubah =) Di akuarium ini terdapat 7 binatang peliharaan dan 20 ikan dan yang masuk dalam 9 jenis. Sebenarnya majikan memiliki 24 binatang peliharaan, namun yang dapat masuk ke akuarium hanya 7 ekor. Sedangkan jenis-jenis ikan yang adalah guppy, carnivore, ultravore, alien, guppycruncher, beetlemuncher, starcatcher, breeder dan “lain-lain”. Guppy merupakan ikan seperti aku yang merupakan ikan paling kecil yang berada dalam tingkatan pertama rantai makanan. Carnivore adalah ikan yang berada dalam tingkatan kedua rantai makanan dan memakan para guppy kecil. Ultravore adalah ikan yang berada dalam tingkatan rantai makanan ketiga dan memakan carnivore. Kemudian yang keempat yaitu alien berada di puncak rantai makanan dan memakan apa saja. Dulu, alien dikendalikan oleh Cyrax, bos alien yang kahat dan kejam. Atas perintah Cyrax mereka sering mengganggu dan membunuh ikan-ikan yang berada di akuarium. Namun setelah Cyrax dikalahkan oleh majikan, merekapun berdamai dengan para ikan-ikan dan menjadi baik. Jenis yang kelima guppycruncher, adalah sejenis kepiting bercapit yang memakan guppy kecil yang ada di bawah akuarium dan menghasilkan beetle. Hati-hati tanganmu digigit olehnya! Jenis yang keenam adalah beetlemuncher, yang memakan beetle yang dihasilkan oleh guppycruncher dan menghasilkan mutiara. Jenis yang ketujuh adalah starcatcher yang memakan bintang. Jenis yang kedelapan adalah breeder yang sering disebut ibu dari para ikan karena melahirkan guppy-guppy. Breeder ini hermafrodit. Dan jenis yang terakhir adalah jenis “lain-lain” yang tidak diketahui, contohnya adalah ikan mirip bola. Sekarang baru akan aku kenalkan satu persatu para penghuni akuarium tercinta ini. Yang pertama adalah Predator, seekor ultravore seperti yang sudah aku katakan tadi, yang kedua adalah Rainbow, seekor guppy yang bisa berganti-ganti warna. Ia ikan terakhir yang dilbeli saat krisis dengan harga murah. Ia juga sama waswasnya seperti predator, karena majikan pernah melihat ikan sama sepertinya yang juga bisa bernyanyi. Majikan pasti akan langsung menjualnya begitu melihat ikan itu lagi. Yang ketiga adalah Cookie, seperti yang aku katakan tadi, jadi tidak usah dijelaskan lagi ya. Yang keempat adalah Invicible, warnanya turquoise tua tapi dia transparan alias tidak terlihat, dia hanya terlihat pada saat lapar. Dia adalah rintisan Thomas Alva Edison, ilmuwan, politisi sekaligus tukang kayu dari Inggris. Posisinya sudah dipastikan aman dan tidak mungkin dijual. Yang kelima adalah Terminator-B, nama aslinya Bob J. Dia seekor alien Bilaterus yang dulu menyatu dengan Terminator-A, tapi sekarang sudah lepas karena majikan telah mngalahkan Cyrax, bos mereka yang kejam. Karena telah dilepaskanlah mereka pun merasa berterimakasih kepada majikan. Sebenarnya Terminator-A ada lebih dulu daripada Terminator-B. Tapi Terminator-A tidak sengaja terjual oleh orang jahat yang mengutak-atik akuarium kami. Untung majikan berhasil mendapatkan Terminator-A dan membawanya kembali ke akuarium. Yang keenam adalah Sylvester. Dia merupakan salah satu dari alien jenis pertama yang sudah menjadi baik semenjak majikannya yang dulu dikalahkan. Sylvester sangat suka es krim. Yang ketujuh adalah Johnny V, dia carnivore yang bisa berganti-ganti warna seperti Rainbow, dia sedang dalam usaha lepas dari kecanduan makan fast food dan pizza. Tapi dia tetap saja tidak bisa lepas dan masih makan pizza. Yang kedelapan adalah Pearl, seekor beetlemuncher biasa, jika majikan sudah mendapatkan beetlemuncher yang berbakat maka dia akan dijual. Yang kesembilan adalah Santa, seekor guppy dari kutub utara yang suka membagikan mainan ke anak-anak baik. Yang kesepuluh adalah Rocky. Dia adalah guppy yang suka memakan ultravore, extreme bukan? Yang kesebelas adalah Bubble Gum, sahabat yang paling dekat denganku karena nasib kami hampir sama. Kami mempunyai kulit yang indah dan satu bakat. Jika aku berenang mundur, maka dia memiliki bakat menyanyi. Sebenarnya banyak juga ikan yang bisa menyanyi di akuarium ini karena majikan sangat suka mendengarkan ikan bernyanyi. Yang kedua belas adalah Holly, dulu dia diberi nama ball karena bentuknya yang seperti bola. Tapi karena majikan mengira itu terlalu biasa, jadi ia mengganti namanya menjadi Holly. Holly sama seperti Johnny V, dia juga makan pizza. Yang ketiga belas adalah Ellioth, seekor starcatcher yang suka bernyanyi. Yang keempat belas adalah Terminator-A, kepala pertama dari Alien Bilaterus yang telah berpisah. Nama aslinya adalah Judy K. Dia sangat suka makan ayam. Yang kelima belas adalah Mama Mia. Dia adalah seekor breeder, tapi dia bukan ibu dari para ikan! Dia hanya ibu dari anaknya sendiri karena dia tidak bisa punya anak lagi setelah melahirkan anaknya yang pertama. Anaknya sama persis dengannya bagai pinang dibelah dua. Aku sendiri tidak terlalu suka padanya karena dia sangat sombong dan terlalu memanjakan anaknya sendiri. Tapi, meskipun begitu aku juga agak kasihan kepadanya karena ia pernah kehilangan suaminya tercita, Papa Pia. Aku tau persis rasanya berpisah dengan orang yang sangat dicintai. Oya, lanjut. Ikan yang keenam belas adalah Sunny, carnivore berkulit matahari yang mempunyai keahlian berenang cepat. Dia adalah sahabat sejati Nino manusia ikan yang sedang dicari-cari oleh majikan. Dan…ikan yang ketujuh belas adalah aku, Lemona si perenang mundur. Aku rasa aku sudah terlalu banyak bicara tentang diriku jadi aku tidak perlu mengulangnya lagi. Sedangkan yang kedelapan belas adalah, ini dia Kilgore. Ikan yang paling dibenci oleh seluruh isi akuarium karena kejahatannya. Dulu kami pernah sangat senang waktu dia dijual. Tapi entah kenapa dia dibeli lagi, mungkin karena kekuatan jahatnya yang mempengaruhi majikan. Para ikan-ikan terutama yang bisa bernyanyi pun melancarkan kudeta untuk menghentikan nyanyian kegelapannya. Mereka bernyanyi terus-menerus secara bergantian untuk menghindari Kilgore melancarkan nyanyian yang membuat seluruh isi akuarium kehilangan nafsu makan. Yang kesembilan belas, sangat tidak penting, Mama Mia Jr. yang sebentar lagi akan dijual saat dia sudah lebih besar dan harganya lebih mahal, atau jika ada ikan lain yang ingin mengambil tempatnya. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana reaksi Mama Mia saat mengetahui bahwa anaknya telah dipisahkan darinya. Yang terakhir yaitu yang kedua puluh adalah Krabby, Krabby yang baru tepatnya karena Krabby yang lama telah dijual dan ditukar dengan Krabby yang memiliki bakat, yaitu menyanyi. Pearl hanya tinggal menunggu saat itu juga.
Yah teman-teman, itulah teman-teman kami di dalam akuarium. Kami selalu mengalami perputaran tiap harinya. Jika ada ikan bagus di toko, maka akan ada yang masuk dan yang keluar. Majikan kami biasanya menengok kami setiap satu minggu sekali, yaitu pada hari Minggu dimana ia tidak sekolah. Tapi jika ia sedang sangat sibuk ia juga pernah tidak menengok kami sama sekali. Begitu juga dengan sebaliknya, jika ia sedang ada banyak waktu luang maka dia akan sering-sering menengok kami seperti pada saat liburan sekarang ini. Untungnya, jika dia tidak menengok kami masih ada Zorf dan Cookie yang memberi kami makan, meskipun harus rebutan. Tapi toh juga meskipun tidak diberi makan kami tidak akan mati, hanya lapar. Jika majikan kami datang, kami senang sekaligus deg-degan. Senang karena akan mendapat makanan yang berlimpah, deg-degan karena takut siapa yang akan pergi dan datang ke dalam akuarium.

Label: ,

Cerpen (Kisah Cinta di Bawah Pohon Kelapa)

00.41 / Diposting oleh Billy Roger / komentar (0)

Kisah Cinta di Bawah Pohon Kelapa

Tiga hari lagi sudah ujian nasional SMA, aku sudah akan tamat dan harus segera mencari perguruan tinggi, namun hatiku masih serasa melayang-layang. Angin sepoi-sepoi berhembus meniup rambutku manja. Aku mendongakan kepalaku. Terlihat jelas olehku buah-buah kelapa yang masih hijau. Kembali aku terkenang pada Awan, pujaan hatiku. Kejadian itu memang sudah 3 tahun yang lalu, tapi masih terukir jelas di memoriku, bahkan sering terngiang-ngiang seperti sekarang. Bagaimana tidak, ketika kau melihat pujaan hatimu, yang selalu kau impikan, kau dambakan, kau nantikan setiap malam walau hanya lewat mimpi ambruk di depanmu, terjatuh ke jurang tak berdasar, yang tak bisa kautemui, sekalipun kau telusuri ujung-ujung dunia, sekalipun kau selami lautan terdalam, sekalipun habis sudah pasir di dunia dan bintang dilangit kauhitungi, dia tak akan kembali.

Aku ingat saat itu tanggal 13 April 2008, tiga hari sebelum ujian nasional SMP. Tapi suasananya benar-benar beda, sebentar lagi memang sudah ujian nasional, apalagi yang bisa membuat perempuan melupakan hal sepenting itu selain laki-laki. Ya, kalau sedang jatuh cinta memang yang jelek jadi bagus, yang buruk jadi cantik, dan yang tak enak jadi enak, apalagi kalau terbalaskan. Aku tidak mau kege-eran, namun aku merasa Awan, sang pujaan hatiku juga merasakan getaran yang sama seperti yang selama ini aku rasa. Semua itu berawal dari bulan lalu, sejak Awan yang tiap hari selama 3 tahun diam-diam selalu kupandangi di sekolah, dan bahkan kucuri fotonya dari denah kelas untuk kukagumi setiap malam, entah mengapa tiba-tiba seolah menghampiriku dan mendekatiku. Entah durian apa yang jatuh padaku tapi aku sangat menikmatinya. Akhirnya hubungan tanpa status itupun terus berlanjut hingga hari itu, 13 April 2008.

Hari itu sangat tak kuduga, Awan baru dibelikan motor baru dan ia mengantarkanku pulang dengan motornya tersebut. Aw! Sangat romantis, hatiku bagai ditumbuhi kembang setaman. Aku mengajak Awan masuk, tapi ia menolak. Tiba-tiba ia menggenggam tanganku dan menggiringku ke bawah pohon kelapa tempat aku duduk sekarang ini.
Andai waktu bisa diputar, aku ingin sekali mengulang kembali saat itu. Untuk sekedar mengatakan “Bagaimana kalau kita duduk di bawah pohon pisang saja, atau mungkin pohon mangga, atau mungkin pohon cabai atau apapun selain pohon kelapa laknat ini” Tapi tetap saja, seberapapun aku mengandai, memohon dan menyembah pada sang dewa waktu, waktu tidak akan diputarkannya hanya untukku.
Kembali ke cerita, Awan menggandengku dan mengajakku duduk dengan mesra. Itu adalah hari terindah yang pernah kualami, karena mungkin setelah itu tidak akan ada hari indah seperti ini lagi.

“Re, Reina, aku mau ngomong sesuatu sama kamu” katanya gugup. Hatiku berdegup tak karuan, rasanya seperti dilambungkan ke langit, tak perlulah lilin-lilin, musik atau apapun untuk membuat suasana menjadi indah, dengan kehadiran Awan pun sudah membuat halaman rumahku serasa surga dunia.
“Reina, sebenernya, aku, aku, aku suka sama kamu Reina…… Kamu mau gak jadi pacar” dan malapetaka itu pun datang. Brukk!! Tiba-tiba sebutir buah kelapa jatuh tepat di atas kepala Awan. Awan pun langsung ambruk, jatuh, roboh tepat di depan kedua mataku. Hatiku yang tadi sudah mau meluncur seperti roket langsung bagaikan ditarik ke lapisan terbawah bumi. 1, 2, 3 detik aku mematung. Darah mengalir deras dari kening Awan “Awaaaaannnnn!!!!!” Air mataku membanjir, mukaku langsung memerah, hatiku bagai dihujam beribu panah dan tanganku benar-benar penuh darah “Awaaan, banguun, aku mau jadi pacar kamu Awan, aku mau!” tapi jangankan menyahut Awan bahkan tak bergeming, darahnya terus mengalir dan kini membasahi bajuku. Ibuku langsung keluar rumah dan tetangga-tetanggaku berdatangan begitu mendengar teriakanku itu. Mereka membawa Awan ke rumah sakit…

Air mataku kembali bercucuran ketika ingat saat itu. Awan dinyatakan meninggal dunia karena tengkoraknya retak dan menusuk otak. Saat itu aku langsung berlari dari rumah sakit ke rumahku. Aku bentur-benturkan kepalaku ke pohon kelapa perenggut nyawa Awan, aku maki-maki dia, tapi pohon itu sama sekali tak bergeming, ia tetap diam dan tak mau sedikitpun menjatuhkan tiket untuk menyusul Awan. Kau tentu tahu apa yang kurasakan, jangankan menulis, membayangkannya lagi saja aku tak mau, karena itu akan membuatku semakin rapuh, mengingatkannku pada masa terkelam, terjatuh, terbawah dalam hidupku. Saat itu aku memang masih bisa mengikuti ujian nasional, masih bisa lulus, namun sampai sekarang hatiku masih terbawa Awan, ia yang entah dengan mantra apa merampasnya, dan kini membiarkannya terombang-ambing entah dimana. Tapi itu sudah 3 tahun yang lalu, aku tahu aku harus bangkit, aku harus mulai lagi hidupku yang baru, mungkin Awan hanya cinta monyetku.
Meskipun begitu aku masih sering termenung di sini, di bawah pohon kelapa ini, mungkin suatu saat aku akan bertemu Awan, hahaha…

Label: ,

Cerpen (Jangan Sombong)

00.39 / Diposting oleh Billy Roger / komentar (0)

Jangan Sombong

Ria tersenyum puas. Di kertas ulangan matematika yang digenggamnya tertera nilai 100.
“Ha, kalau begini terus aku pasti jadi ranking satu di kelas” gumam Ria. Tiba-tiba Dewi, teman sekelas Ria lewat di depannya.
“ Berapa nilai ulanganmu, Wi?” tanyanya dengan nada meremehkan.
“Ah, kecil.” ungkap Dewi malu-malu.
“O begitu, lain kali belajar lagi ya. Ulangan kali ini emang susah. Temen-temen aja banyak yang remidi” timpal Ria lagi. Dewi hanya tersenyum sambil berlalu.

Ya, Ria memang anak pintar jebolan olimpiade, di SDnya ia selalu meraih peringkat pertama. Tak pelak jika ia masuk sekolah ini, SMP 1 Bali yang tak lain merupakan sekolah paling favorit di Bali. SMP ini telah sukses mencetak lulusan yang melanglang buana sampai ke luar negeri, bahkan banyak yang menempati jabatan tinggi di pemerintahan. Tentunya yang bisa masuk di sekolah ini hanyalah orang-orang terpilih karena untuk masuk saja para calon siswa harus melewati berbagai macam tes. Sedangkan Dewi, teman sebangku Ria merupakan siswi yang kurang mampu. Ia diterima lewat jalur siswa miskin, namun banyak yang mengatakan ia diterima karena prestasi seninya.

Hari ini memang merupakan hari ulangan umum terakhir di SMP 1 Bali dan seminggu lagi sudah acara penerimaan rapor. Ria sangat yakin ia akan menjadi juara 1 di kelasnya bahkan umum. Tanpa belajar keras saja nilainya di bidang ekstata sudah tinggi-tinggi, meskipun agak kurang di bidang seni dan olahraga. Namun baginya itu tidak terlalu penting. Dia sudah tidak sabar lagi menunggu saat penerimaan rapor. Tak terbayang I-Phone canggih keluaran terbaru hadiah dari orang tuanya jika ia berhasil merengkuh gelar itu nanti.

Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba. Penerimaan rapor dilaksanakan di halaman sekolah yang cukup luas. Ria makin senang karena namanya nanti akan disebut di hadapan kakak kelas yang rata-rata sudah ia kenal.
“Baiklah, langsung saja kita mulai pengumuman juara umum dari kelas 7. Juara ketiga jatuh kepada Ida Ayu Seruni Devi dari kelas 7B dengan total nilai 985.” tepuk tangan terdengar dan Ria tersenyum sambil ikut bertepuk tangan.
“Juara kedua jatuh kepada Riana Amelia Subrata dari kelas 7A dengan total nilai 1000.” tepuk tangan kembali terdengar. Namun Ria tidak mendengar apa-apa. Pikirannya melayang. Ia juara kedua? Lalu siapa juara satunya? Bukannya setiap ulangan nilainya selalu yang tertinggi? Bagaimana mungkin?
“Dan, juara pertama jatuh kepada…Putu Dewi Anjani dari kelas 7A dengan total nilai 1001.” tepuk tangan terdengar paling riuh. Mereka semua kagum pada Dewi. Namun tidak dengan Ria. Ia merasa marah dan tidak adil.
“Baiklah, para juara harap maju untuk mengambil hadiah. Perlu diketahui bahwa juara umum 1 dari masing-masing angkatan akan mendapat beasiswa selama satu semester”
“Tunggu!” sergah Ria nekat sambil maju menghadap wali kelasnya.
“Ini tidak adil? Bagaimana mungkin Dewi yang nilainya lebih kecil bisa mengalahkan aku? Ini pasti ada kesalahan!” semua murid langsung terdiam. Bu Sri, wali kelas 7A justru tersenyum.
“Ria, coba bandingkan rapor kamu dan rapor Dewi. Rapor kamu memang berisi beberapa nilai yang sangat tinggi namun beberapa juga jeblok. Tapi lihat Dewi, meskipun nilainya tidak ada yang setinggi kamu tetapi nilainya seimbang dan tidak ada yang jeblok. Lagipula selisih nilai kalian kan hanya satu.” Ria mengamati rapornya dan rapor Dewi. Ya, di rapornya memang banyak nilai 90 keatas namun tidak sedikit pula yang 80 kebawah. Sedangkan Ria, meskipun tidak lebih dari 90 namun semua nilai rapornya diatas 80. Kalau dipikir-pikir benar juga. Dalam pelajaran ekstata memang dia yang tertinggi namun Dewi juga tidak jeblok. Di bidang seni giliran nilai Dewi yang selalu tertinggi dan nilai Ria jeblok.

Ria baru sadar, selama ini ia terlalu sombong dan mengira sudah berada di atas angin. Padahal di atas langit masih ada langit. Sementara Dewi selalu rendah hati. Dewi tidak pernah meremehkan pelajaran lain. Dewi juga tidak pernah berbuat curang seperti saat Ria menjatuhkan minuman ke lukisan Andi secara segaja. Ria menyesal, kemana bakat analisanya yang tinggi? Apakah sudah ditelan oleh kesombongannya? Dewi siswa kurang mampu, tentu saja dia akan belajar mati-matian untuk dapat beasiswa itu! Lagipula jika Dewi suka pamer nilai seperti dirinya orang lain justru semakin akan terpacu untuk mengalahkannya. Tapi bukan Dewi yang salah. Ia sendirilah yang salah, mengapa ia bisa terlalu terlena sehingga lupa untuk berusaha maksimal. Melayanglah sudah I-Phone idamannya. Belum lagi ditambah rasa malu didepan teman-teman dan kakak kelas. Namun sekarang semangat dan ambisinya sudah meluap. Lihat saja, Riana Amelia Subrata pasti akan mengalahkan Dewi Anjani dan menjadi juara umum 1 di semester depan.

Label: ,

Speech (Illegal Logging)

21.53 / Diposting oleh Billy Roger / komentar (0)

Illegal Logging

Ladies and gentleman, it is really a pleasure right to feel the fresh air, and see green forest along the road. In this globalization, forest has become a really important things, but unfortunately there are still many people who do not realize the important of forest, even they take it without noticing the impact.
Indonesia has 180 million hectare of forest, and the most is in Kalimantan island. This is the second largest forest in the world after Brazil. Unfortunately, exactly the deforestation case in Indonesia got the first place in the world. Based on State of the World’s Forests 2007 1,8 million hectare of forest in Indonesia lost every year and the amount is always increase. Imagine, if this is continue not more than 200 years our forest will be no more. The first causes of deforestation is illegal logging. By the increase of population growth, the needs for land and also other resources will also increase. This will affect in clearing the forest for land. Actually, the government through forest department have given quotes for forest logging. But not all the logging done legally, some irresponsible person cut forest more than the quotes.
The definition of illegal logging by itself actually is the pillage of woods which out of the laws in concerned area. Illegal logging may cause of a lot of negative impact to the environment and also human being.
As we know, forest is the habitat for many living things. Rainforest in Indonesia accommodate 28.000 species of plants and 350.000 species of animal. 20% of them are in danger like Sumatran tiger, orang utan, sandalwood tree and many more. Imagine, if all of the forest cut, where do those creature live? There are so many report that wild animals like tiger entered the village and ate the citizen’s cattle. Why did they do that? They, like human also need food, and because their habitat which is destroyed by human can’t provide enough food, they go to the village to look for food. At last, they will extinct and we can’t see them no more. Beside, forest also could be an attractive tourism object. Not only that, plants also produce oxygen, reduce carbon dioxide and reduce the pollution in earth, if forests cut, the temperature will be hotter, less oxygen and more carbon dioxide in air and also there is much pollution because nothing neutralized it. The bigger result is global warming. We must think of our child, our next generation so that they could also breathe the fresh air. The worst things are cutting of plants in forest could result in natural disaster like flood and land slide. Bare forest, can’t hold water, so in rainy season it could cause flood and land slide. From economic side, if we always take everything from our forest without taking care of it of course slowly it will disappear and finally we’ll have nothing more. If this already happen what could we do? What could we give to our child?
Very miserable right? So, what could we do to save our forest? Actually there are so many things to do to save our forest, even simple thing in our life actually could have big mean if done in large scale. First, we could plant some trees; one single tree could produce 14.000 l of oxygen and become habitat for several living things. For the logger, they should do selective logging and replant the forest by reforestation. After all, we hope that deforestation in Indonesia could be prevented. Forest has given a lots of things for us, so we could take care the forest. Who will save the forest if not us?

Label:

Naskah Pidato (Sekolah SBI)

20.44 / Diposting oleh Billy Roger / komentar (0)

Sekolah SBI Berpotensi Menimbulkan Ketimpangan Pendidikan?

Selamat pagi ibu guru dan teman-teman yang saya hormati. Sebelum memulai terlebih dahulu saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat anugrahnyalah saya dapat berdiri di sini.
Teman-teman sekalian, dunia pendidikan merupakan suatu hal yang tidak mungkin jauh dari kita, para pelajar. Tentunya topik-topik, permasalahan dan pro kontra di dunia pendidikan tidak akan pernah surut dan akan terus mengalir seiring dengan perkembangan zaman. Pada zaman globalisasi ini salah satu perkembangan dalam dunia pendidikan adalah mulai menjamurnya sekolah SBI di Indonesia. Sekolah yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar ini mulai digandrungi, namun tetap saja tentu akan menimbulkan berbagai masalah dan pro kontra, terutama dari segi biaya. Benarkah kualitas sekolah SBI jauh dari sekolah regular? Namun benarkah pula hanya siswa kaya dan banyak uang yang dapat bersekolah di sekolah bertaraf internasional ini? Oleh karena itulah, pada pagi hari ini saya akan menyampaikan pidato dengan judul “Benarkah Sekolah SBI Berpotensi Menimbulkan Ketimpangan Pendidikan?”
Teman-teman, sebelum membahas lebih lanjut tentunya kita harus memahami terlebih dahulu pengertian sekolah SBI. Kita semua pasti sudah tahu bahwa almamater kita tercinta, SMPN 1 Denpasar tidak lain merupakan salah satu sekolah rintisan bertaraf internasional (RSBI) yang akan menuju sekolah bertaraf internasional. Namun apa sebenarnya sekolah bertaraf internasional atau yang lebih popular dengan nama SBI itu? Berdasarkan SK Kementrian Pendidikan Nasional, sekolah SBI merupakan sekolah bertaraf internasional yang telah memenuhi berbagai syarat-syarat khusus dan harus lulus tes, penilaian dan mendapatkan sertifikasi dari pemerintah pusat.
Sekolah SBI memiliki perbedaan yang sangat mencolok dari sekolah regular. Perbedaan tersebut dapat dilihat mulai dari proses penerimaan siswa barunya, tidak semua siswa dapat bersekolah di sekolah SBI dengan mudah. Para calon siswa harus terlebih dahulu lulus dalam tes potensial akademik (TPA), tidak hanya itu, para calon siswa juga wajib mengikuti berbagai tes seperti tes IQ dan tes psikologi yang juga memakan biaya. Sedangkan dari segi kurikulum dan materi sistem pembelajaran di sekolah SBI mengadopsi kurikulum asing lengkap dengan program-program berskala internasional seperti sister school atau pertukaran pelajar yang membutuhkan biaya besar. Tentu saja bahasa pengantar yang digunakan juga bukanlah bahasa Indonesia tetapi bahasa Inggris. Guru-guru di sana juga harus memiliki standar tersendiri, berbeda dengan sekolah regular. Yang terpenting sekolah SBI ditunjang oleh lahan dan fasilitas yang lengkap yang dapat menunjang seluruh kegiatan para siswa yang bisa dibilang sangat padat. Tetapi memang semua itu tidak sia-sia, sekolah SBI kerap dicap sebagai sekolah unggulan dan banyak diserbu oleh para orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya di sana. Sekolah SBI juga memiliki prestasi yang tidak main-main dan sering meluluskan orang-orang penting karena tentu saja itu sendiri merupakan salah satu persyaratan sekolah SBI. Sayangnya untuk memenuhi semua itu tentunya para siswa juga dikenakan biaya yang tidak sedikit. Meskipun pemerintah telah memberikan sejumlah beasiswa dalam bentuk dana BOS untuk seluruh siswa, tetapi tetap saja dana BOS tidak akan cukup untuk membiayai seluruh fasilitas dan biaya operasional sekolah. Belum lagi, adanya banyak berita miring tentang uang sogokan dan jalur belakang yang menodai citra sekolah SBI. Penerimaan siswa baru yang seharusnya hanya untuk siswa-siswa pilihan kini bisa dengan mudah dinikmati dengan rupiah seperti membeli makanan di restoran.. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang berpikiran bahwa sekolah SBI hanya dapat dimasuki siswa kaya yang memiliki banyak uang. Sedangkan siswa berpotensi yang sayangnya kurang mampu tidak bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Alhasil, terjadi sejenis ketimpangan pendidikan karena perbedaan status sekolah ini. Yang paling mempermasalahkannya adalah siswa kategori menengah yang tidak diterima di sekolah SBI, namun siswa kaya lain yang dari segi kemampuan masih dibawah dapat diterima. Tentu saja mereka akan protes. Lulusan sekolah SBI yang kebanyakan orang berada mendapat materi dan fasilitas yang berkualitas, selain itu kedepannya mereka lebih dipercaya dan lebih mudah diterima ke jenjang yang lebih tinggi karena cap SBI dalam ijazahnya. Sedangkan siswa sekolah reguler cenderung dinomorduakan dan meskipun sebenarnya mereka berpotensi, seringkali hanya karena fasilitas yang kurang memadai dan kurang mendalamnya materi pembelajaran bakat dan potensi mereka seringkali kurang terasah. Mereka juga sering disepelekan dalam event-event seperti lomba-lomba. Secara kasar dapat dikatakan, orang kaya bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas tinggi sedangkan orang miskin hanya mendapat pendidikan biasa saja. Akhirnya, jika berdasarkan latar belakang pendidikanya yang kaya menjadi pintar tetapi yang miskin tidak. Dari pendidikan akhirnya pun merambah ke tingkat sosial mereka. Lantas apa tindakan pemerintah dalam menanggapi semua ini?
Sesungguhnya, pemerintah melalui kementrian pendidikan nasional telah memikirkan masalah ini sejak mulai meresmikan sekolah SBI di Indonesia. Namun tetap saja belum membuahkan hasil yang memuaskan. Sekolah SBI masih dipermasalahkan. Apalagi setelah adanya demonstrasi dari masyarakat tentang sekolah SBI pada bulan Juli 2010 lalu. Untuk meratakan status siswa pemerintah telah mewajibkan 20% kuota penerimaan siswa baru di sekolah SBI untuk jalur siswa miskin. Namun tetap saja, berdasarkan data rata-rata penerimaan siswa baru di sekolah SBI, jalur siswa miskin hampir tidak pernah terisi. Hal tersebut disebabkan karena dalam pikiran masyarakat telah tercetak argumen bahwa sekolah SBI masih membutuhkan biaya yang sangat besar selain yang diberikan pemerintah, belum lagi pergaulan disana yang katanya elite, individu dan kebarat-baratan, persaingan yang ketat dan ditambah momok bahasa inggris yang menakutkan. Mereka takut mereka justru tidak mampu bersekolah disana, namun mereka juga ingin keadilan, pemerataan pendidikan sehingga semua siswa sama.
Lantas apa kesimpulanya? Pendidikan memang merupakan suatu hal yang sangat penting. Tanpa pendidikan kita akan kosong, tak bisa baca tulis. Namun benarkah hanya sekolah SBI yang bisa menyajikan pendidikan yang berkualitas? Dalam kasus ini sesungguhnya semua tergantung pada diri siswa sendiri. Banyak lulusan sekolah regular yang sukses ke depannya. Dan tidak sedikit pula lulusan sekolah SBI yang hanya mengandalkan warisan orang tua dan hanya segitu-segitu saja. Sekolah SBI memang memiliki fasilitas dan standar yang bisa dibilang di atas. Namun belum tentu sekolah regular tidak bisa berprestasi. Bukti nyatanya dapat kita lihat dari hasil UN 2010 lalu, peraih NEM tertinggi se Indonesia ukanlah dari sekolah SBI. Sedangkan siswa sekolah regular yang tidak lulus, itu karena mereka yang terlanjur menganggap diri mereka tidak mampu, dan selalu menyalahkan sekolah. Padahal kalau mereka mau belajar dan berusaha pasti juga akan berbuah manis. Satu hal lagi masalah yang hampir selalu menghinggapi sekolah SBI. Oknum-oknum yang kerap menyalahgunakan jatah penerimaan siswa baru dengan uang suapan atau bertindak nepotisme. Perlu diketahui bahwa sebenarnya tindakan itu sia-sia dan justru merugikan siswa, mendapatkan gelar dengan cap SBI namun kita tidak mendapat apa-apa. Sebab tujuan kita sekolah adalah untuk mencari ilmu, bukan gelar. Tidak perlu menyalahkan sekolah SBI sebagai penyebab ketimpangan pendidikan namun lebih baik kita kembali pada individu masing-masing, instropeksi diri sendiri. Jadi kesimpulanya, asal kita belajar dengan giat sekolah dimanapun tidak akan jadi masalah.

Label:

Microsoft Word

05.30 / Diposting oleh Billy Roger / komentar (1)


Microsoft Word (often called Word) is a word processing program that you can write (type) on. It is made by the computer company Microsoft. It includes helpful tools to make good documents. Some of the important tools include a spelling & grammar checker, word count (this also count letters and lines), and the newer version includes speech recognition ( a technology that lets you control your computer by speaking to it, or telling it what to write). Moreover, with this program one can make attractive documents, insert picture in documents, make web pages, graphs etc. Also, it displays synonyms (similiar words) of words and can read out the text. Not to forget its fully customizable printing facility. It can be bought at shops and normally comes with Microsoft Office, but can be brought separately.

The program was first released in 1981. Many of the ideas and features in M icrosoft Word came from Bravo, the first graphical writing program. Microsoft brought the Bravo Program , and changed its name to Microsoft Word. When it first came out, it was not very popular, and didn’t sell as well as other writing program like WordPerfect. Although it was not very popular when it came out, it had a feature called WYSIWYG (What You See Is What You Get), which meant that people can change the visual style of writing (e.g. bold, italics), by clicking on buttons, when in other programs like WordPerfect, people had to add special ‘codes’ to change the style of writing. WYSIWYG is now a common feature of all computer writing programs.

Label: